Organisasi tanpa Restu
Begitu banyak pemikir pemikir hebat, penggerak handal namun acap kali terhalangi oleh restu orang tua, apalagi dalam kondisi Pelajar. Mereka yang mempunyai potensi lebih malah terhalang oleh restu, namun banyak orang orang yang tak berniat di dalam ikatan/organisasi namun dipaksakan oleh kedua orang tuanya untuk mencari pengalaman sebanyak banyaknya dan mengganggap pengalaman lebih penting daripada nilai. Andai takdir bisa dibalik, tapi untuk apa membalikkan takdir. Apa tidak lebih baik mensyukuri apa yang ada, lantas bagaimana nasip si pejuang restu tersebut?mungkin itu bagian dari ujian, hidup tanpa ujian? Ibarat sayur tanpa garam, hambar. Mereka yang mengawali berangkat kegiatan dengan tangis dan perdebatan akan merasakan nikmatnya kebersamaan didalam ikatan/organisasi dengan utuh. "Begini mempunyai keluarga yang saling mendukung" mungkin batin si pejuang itu. Bukan berarti durhaka kepada orang tua, tapi kadang orang tua yang sulit menerima hal baru lebih menyukai anaknya