Menjadi Diri Sendiri #1

 


it's me 2019

Assaalamualaikum wr wb

alhamdulillah puji syukur saya dapat menulis lagi untuk mengisi blog ini, maklum kemarin kemarin masih di geluti rasa malas dan tugas yang menggunung. menjadi sosok yang sok sibuk memang menjadi salah satu alasan favorit saya.

disini saya akan membahas menjadi diri sendiri

Di era generasi Alpa ini manusia sering kelihangan jati diri dan merasa insecure. Bisa di bilang banyak membandingkan keadaan diri dengan manusia lain, bisa dibilang kurang bersyukur juga menurut saya. mereka lebih percaya penilaian orang lain daripada diri sendiri yang menilai diri, apalagi kalangan muda yang lebih suka menjudgement orang lain dari sisi buruknya. Makanya tidak jarang kasus depresi pada anak di amerika, jepang,china karena tertekan dengan penilaian orang lain.

Meskipun kasus di Indonesia tidak setinggi di negeri itu orang tua, calon orang tua, dan semua manusia yang masih mempunyai generasi di sekelilingnya harus tau bahwa mendukung keahlian anak dibidang apapuun itu sangat perlu. Dan tidak kalah penting  yaitu memberi contoh yang baik dalam kehidupan si generasi. Salah satunya mendukung anak menjadi diri sendiri.

Kenapa saya membahas anak? Karena melatih menjadi diri sendiri memang harus dimulai sejak dini, perkiraan saya sebelum lahir sampai umur 20 tahun. Sebelum lahir dimana ketika didalam kandungan perilaku ibu juga mempengaruhi pola fikir si bayi meski itu hanya beberapa persen saja. Akhir menjadi diri sendiri di sekitar umur 20  tahun, dimana setelah fase itu manusia berfikir lebih kompleks dan ketika tidak membiasakan diri menjdi diri sendiri akan selalu diliputi rasa bimbang dan rasa tidak percaya diri atau disebut insecure.

Yah, menjadi diri sendiri yang baik dan benar itiu bagaimana? Menjadi diri sendiri menurutmu versimu itu bagaimana? Apakah dari kecil kamu hidup tanpa mengkopi orang lain/ atau dari kecil tidak mengikuti perilaku orang lain?

Bolehkah saya tau menjadi diri sendiri menurut versimu? Tuliis dikolom komentar ya atau boleh juga sharing via instagram @jenirhy_ . langsung check.

Nah disini saya akan membahas perihal menjadi diri sendiri menurut versi saya.

Menurut saya menjadi diri sendiri tidak lepas dari pengaruh lingkungan, pengaruh kebiasaan, kesukaan, kegemaran, figure dan semua hal yang ada dalam kehidupan. Semua berpengaruh pada kehidupan, apalagi di dalam lingkungan pengaruh pergaulan sangat besar pengaruhnya, karena dizaman sekarang anak lebih banyak menghabiskan waktunya diluar dilingkungan keluarga.

Nontonan tidak luput dari pengaruh yang besar, karena di era sekarang pula anak lebih akrab dengan gawai  nya daripada berbicara dengan orang tua. Ini perlu kesadaran dan perubahan pada pola fikir orang ya bund, dimana anak bial sudah terlanjur akrab dengan gawai akan sulit bergaul dan meyebabkan jenis hidup yang dinamakan no life. Anak akan terbatasi menjadi diri sendiri dan mengespresikan diri.

Dan banyak lagi pengaruhnya, tidak akan selesai bila hanya saya tulis di blog ini doakan semoga lekas bisa di abadikan didalam buku kelak nanti. Aamiin.

Nah, dari penjabaran saya di atas sudah sedikit mendapat pencerahan atau belum? Tulisan saya sedikit absurd ya? Mohon dimaafkan ini bagian dari belajar.

Lanjut, menjadi diri sendiri itu tidak lepas dari meng kopi keadaan sekitar, terutama pada kecintaan anak(1-20 thn) pada sesuatu. Ketika anak menyukai upin ipin, ia akan meniru sedikit banyak tindakan dari si upin ipin. Ketika anak suka menonton ikatan cinta, mas al dan mbak andin maka sedikit banyak mereka meniru adegan yang mereka lihat. Ketika mereka melihat orang tua yang suka bertengkar tidak menutup kemungkinan si anak meniru menjadi kepala batu dan suka marah marah.

Pada umur remaja ketika mereka menyukai kpops tak jarang teman saya latihan menjadi dancer dan mempunyai hobby nyanyi lagu korea. Ketika teman saya suka film setan atau jenis film horror tak sedikit yang berlagak bisa melihat sesuatu yang tak nampak.

Yang mau saya garis bawahi adalah menjadi diri sendiri itu hannya tentang pilihan tanpa memperdulikan pemikiran orang lain. Ketika saya bilang kepada teman saya yang suka film horror bahwa saya gak percaya setan itu bisa muncul sesering itu, dia bahkan tidak memperdulikan asumsi saya. dia tetap melanjutkan apa yang ia suka mungkin dia akan berubah ketika dia menyadarkan diri dan menemukan kebenaran dengan sendirinya, nah ini menjadi diri sendiri.

Ketika saya bilang kepada teman saya bhawa kpops itu banyak mudarat nya, teman saya tidak peduli karena menurutnya itu adalah sumber mood booster nya. Saya sebagai manusia normal tidak lebih hanya memberi asumsi untuk menjudgement lebih lanjut itu bukan urusan saya lagi. Karena saya paham dia menjadi diri nya sendiri yang ia kehendaki.

Sampai disini bagaimana saudara saudara? Anda mumet? Bagus saya suka.

Next time saya lanjut menjadi diri sendiri versi saya dengan pembahasan lebih lanjut. Bantu doa supaya saya ini terlepas dari jeratan malas yang berkelanjutan. Aamiin.

Sekian dari saya, jangan lupa follow instagram saya @jenirhy_ yang insyaallah isinya random, mulai dari ayat alqur’an, quotes English , dan video di iringi suara saya yang luar biasa semoga tidak merusak telinga anda.

Wassalamu’alaikum wr wb

Komentar