Cita citamu menjadi apa Muslimah?

Cita citamu Menjadi apa Muslimah?





Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu sobat fajar.. 
Alhamdulillah puji syukur saya dapat menulis ,merangkai kata yang sebenarnya gak bagus bagus banget. Menulis hanya bagian dari meluapkan ide pemikiran , perasaan juga. 

Kali ini saya mau bahas judul di atas kira kira Cita-cita mu menjadi apa?. Saat orang lain tanya tentang kemana setelah lulus? Saya menjawab kejar cita cita. Cita citamu apa? Jadi ibu rumah tangga. Mereka tertawa, menganggap aku sedang becanda. Kenapa gak jadi guru/pengajar/dokter/musisi/profesi lain? Padahal orang bilang saya mampu. Terus ngapain habis lulus mau cari Bidikmisi? Balik saya yang ketawa. Kiranya jadi ibu gampang ya? Yang ujuk ujuk nikah,hamil udah jadi ibu? Padahal peran setelah melahirkan itu sungguh luar biasa, apalagi impian nya mempunyai generasi yang lebih baik dari dirinya. 

Jadi kenapa saya mencita-citakan seorang ibu rumah tangga? Mari berfikir, meraih cita-cita itu perlu perjuangan gak sih? Mau jadi dokter aja harus kuliah, praktikum, skripsi dll. Polisi juga begitu harus ada tes dll. Meski ibu rumah tangga itu sudah pasti tapi semisal di cita-citakan bukankah lebih serius belajar nya? Bener bener ada target mencetak generasi yang baik. Bukan hanya sebatas pengajar madrasah utama anak tapi ,segi psikolog,segi humanis dan masih banyak lagi pelajaran yang harus di pelajari untuk ibu rumah tangga yang mempunyai impian besar kepada generasi nya. Disamping itu saya juga ingin menjadi pengajar, menyalurkan potensi saya yang suka banyak bicara dan seneng, gembira, bahagia bahkan sesemumpel apapun keadaan kalo ketemu anak-anak langsung hilang, langsung ceria. 

Gimana cara mendapatkan pelajaran pelajaran itu? Menurut ku ya berorganisasi, belajar denger cerita anak kecil, menganalisis sikap anak kecil. Dekati anak kecil. Gak hanya anak kecil sih, kadang temen seumur anku pun mau nya di perlakukan demikian pula. Tidak masalah harus menerima ceritaa mereka semua, menurut i apa mau nya toh bukankah kita malah belajar semakin sabar? Semakin tau yang tua belum tentu dewasa. Yang anak anak masih bisa di pengaruhi hal yang baik, meski harus ekstra sabar.
Pernah pengalaman ku di TPA Al-Amin Ngrancang, ada anak anak yang baru usia 5 thn sudah mandiri pulang pergi TPA sendiri, ada juga yang sudah SD kelas 5/6 pulang pergi maunya di jemput pengajarnya. Yaa mau tidak mau bagaimana pun mereka harus belajar.. jadi sempat beberapa kali ngebujuk dengan cara yang halus, pernah juga sesekali harus tegas. Sebagai pengajar sikap kondisional itu emang susah, apalagi wanita yang moodnya mudah banget diombang ambing angin.

Pernah juga dulu pas FASI di Ar-rahman Mantingan ada anak yang lomba, dia yang 5thn itu pulang pergi TPA sendiri. Diposisi itu saya sedang mengurusi banyak murid, dan pengampu nya hanya 3, itu yang 1 jadi sekretaris acara. Sedangkan anak yang lomba hari itu ada sekitar 10 an, dengan lomba yang berbeda waktu yang sama. Saya dan pengampu satunya kesana kemari menunggu anak anak yang kiranya belum bisa mandiri, saat saya mendampingi bagian menggambar,5mnt kemudian saya ke bagian adzan, baru ke bagian peragaan sholat, anak yang berumur 5 th tersebut sudah menangis di pelukan ibunya , saya hampiri. "Kenapa nak?" Ibunya tersenyum " gapapa mba , tadi takut ga ada yang dampingin" . Duhhh dan situ rasanya saya gagal dengam hal hal yang saya pelajari menganalisis karakter anak. Saya seketika cuma bengong, padahal di TPA dia termasuk anak yang mandiri. Dan akhirnya saya meminta maaf, gak karuan hati saya melihat tangisnya lama sekali. Tapi dari situ saya mulai belajar lagi, menganalisis karakter anak gak hanya dilihat tapi di dalami di ajak cerita wajibnya. 

Dear muslimah/wanita wanita gadis, boleh kamu mencita-citakan pernikahan dengan lelaki tampan baik, kaya,mapan,putih, dll yaa. Tapi ingat kamu harus menemukan pada sisinya yang bisa membinamu, mengerti potensi dalam dirimu,yang terpenting tau caranya mengajar i mu mencintai Allah swt dengan sepenuhnya. Dan jangan dikira menjadi istri itu mudah, apalagi menjadi ibu. Yang menjadi service 24 jam tanpa libur tanpa gaji. Itu hanya pandangan pribadi ku saja sih,sebab aku juga belum menikah, apalagi merasakan jadi ibu.
  semoga apa yang kalian semua cita-cita kan terwujud dan dipermudah jalannya oleh Allah SWT.
Boleh banget semisal ada saran ,kritik atau masukan masukan lain untuk tulisan dan pemikiran ku ini. Syukron sudah membaca, semoga bagi yang sudah membaca gak meremehkan ibunya,sayangi ibu, manjakan dia jika mampu. Jika Belum setidaknya jangan menyakiti hatinya.


Nuun, walqalami wamaa yasdhurun
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatu sobat fajar

Komentar

Posting Komentar