Menjadi Diri Sendiri #3

 


Assalamu’alaikum wr wb hallo temen temen apakabar ? hari ini kembali lagi dengan topic menjadi diri sendiri bagian ketiga ya. Mon maap kemarin yang di part 2 sedikit sangat absurd wkwkwk semoga masih bisa di cerna ya.

Melanjutkan part 1 dimana menjadi diri sendiri menurut versi saya. dengan sedikit penjelasan bahwa kita berdiri disini atas dasar dan pondasi daari lngkungan sekitar. Mulai dari sebelum lahir sampai kira kira umur 20 th yang aku fikir sudah menjadi orang dewasa. Selengkapnya baca part 1 ya. Hehehe

Next disini aku mau bahas bukan hanya apa yang kita tonton di sekeliling kita dan yang kita gemari. Namun unsur mendengar menjadi paket komplit mempengaruhi kita dalam berfikir dan menentukan diri kita sendiri.

Apa yang kita dengar akan di tangkap oleh otak dan di proses membentuk suatu jaringan baru. Ketika terjadi pengulangan yang sama maka jaringan itu semakin tebal ketika menjadi tebal akan sulit dilupakan. (buku habits : felix siauw)

Jadi ni temen temen hati hati dengan menangkap pendengaran yang kurang baik. Nah kalo gak sengaja denger dan terus menerus bagaimana ?

Laa itu pentingnya lingkungan yang mendukung kebaikan. Lihat berlian akan berharga jika pada tempatnya kan? apa Iya berlian akan dibeli mahal di daerah terpencil bahkan belum tau kalo itu berlian. Wkwkwk ilustrasinya jauh ya. Gini gini, apa iya kita bisa paham dan di nilai baik ketika kita menggunakan bahasa mandarin ketika ngobrol sama temen? Wkwkwk masih absurd ? gini deh, apa iya kompeks perjudian akan mendukung tetangga tetangga yang mau ke masjid? Kan ya enggak, pasti di ajak judi tuh kan. Orang ngadain pengajian bisa aja di bubarin padahl itu kebaikan. Masih absurd ? wkwkwk tolong di baca ulang ya! ehehehe

Kita dengan pola fikir kita dan kita dengan prinsip kita semua sangat erat dengan apa yang kita dengar membuat kita hidup sangat terpengaruh dengan lingkungan kita. Menjadi diri sendiri seakan hal yang lucu ketika kita kekeh tidak meniru siapapun. Dalam islam pun sudah jelas idola kita yang utama dan paling utama.

Dengan apa yang kita dengar bagian dari perkara baik dan kita tidak menolak open mind maka hal hal baik, peluang peluang berfikir baik sangat mempunyai kemungkinan besar.

Dan sebaliknya apa apa yang kita denga adalah perkara kurang baik dan hal hal yang kurang baik maka peluang melakukan hal kurang baik sangat besar. Jadi pentingnya menjadi diri sendiri dengan pola pendengaran yang baik dan fikiran yang terbuka pula.

Tapi aku ingatkan sekali lagi, bagaimanapun pendapat orang lain kita gak bisa maksa. Karena semua orang berpendapat berdasarkan apa yang mereka lihat, dengarkan, alami dan mereka imajinasikan. Pun dengan kita begitu. Jadi tetap memposisikan diri sebagai pendakwah yang kuwajibannya menyampaikan kebenaran dan mengingatkan bahwa ada keburukan.

Sudah aku cukupkan, aku tidak mau panjang panjang nanti kalian pusing membaca tulisanku yang absurd ini. Wkwkwk

Semoga manfaat, jangan lupa sabar dan syukur. Alhamdulillah masih bisa bernafas.

See you di next tulisan tulisa absurd saya

Wassalamu’alaikum wr wb

 

Komentar